KISAH NABI YANG MASIH HIDUP
Dalam
beberapa sumber dikatakan bahwa sampai saat ini ada 4 (empat) nabi yang masih
hidup, diantaranya adalah :
NABI
ISA AS
Nabi
Isa AS tidaklah dibunuh maupun disalib oleh orang-orang Kafir. Adapun yang
mereka salib adalah Yudas Iskariot. Nabi Isa AS diselamatkan oleh Allah SWT
dengan jalan diangkat ke langit dan ditempatkan disuatu tempat yang hanya Allah
SWT yang tahu.
Firman
Allah SWT dalam Al Qur'an surat An Nisaa' :157-158.
"dan
karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa
putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa
bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa
kepada-Nya[379]. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".
NABI
KHIDIR AS
Pada
tahun 322 M, Ada seorang raja bernama Iskandar Dzulkarnain, suartu hari
berjalan di atas bumi menuju ke tepi bumi, Allah SWT mewakilkan seorang
malaikat yang bernama Rofa'il untuk mendampinginya. Di tengah perjalanan mereka
berbincang-bincang, Raja Dzulkarnain berkata kepada Rofa'il: "Wahai
Rofa'il ceritakan kepadaku tentang ibadah para malaikat di langit".
Rofa'il menjawab: "Ibadah para mailaikat di langit ada yang berdiri tidak
mengangkat kepalanya selama-lamanya, ada pula yang ruku tidak mengangkat kepala
selama-lamanya".
Dzulkarnain
berkata: "Alangkah senangnya seandainya aku hidup bertahun-tahun dalam
beribadah kepada Allah". Lalu Rofa'il berkata: "Sesungguhnya Allah
telah menciptakan sumber air bumi, namanya 'Ainul Hayat' yang berarti sumber
air kehidupan. Siapa yang meminumnya seteguk, maka tidak akan mati sampai hari
kiamat atau sehingga ia mohon kepada Allah agar supaya dimatikan”.
Kemudianya Dzulkarnain bertanya: "Apakah kau tahu tempat Ainun Hayat itu?".
Rofa'il menjawab: "Ainun Hayat itu berada di bumi yang gelap". Setelah mendengar itu, kemudian Dzulkarnain segera mempersiapkan keberangkatan ke tempat tersebut, menelusuri arah terbitnya matahari tepat arah kiblat, dengan membawa 1.000 ekor kuda, memilih tentara terbaiknya sebanyak 6.000 orang yang cendikiawan dan yang ahli mencambuk. Di antara mereka adalah Nabi Khidir AS, yang saat itu beliau menjabat sebagai Perdana Menteri.
Kemudianya Dzulkarnain bertanya: "Apakah kau tahu tempat Ainun Hayat itu?".
Rofa'il menjawab: "Ainun Hayat itu berada di bumi yang gelap". Setelah mendengar itu, kemudian Dzulkarnain segera mempersiapkan keberangkatan ke tempat tersebut, menelusuri arah terbitnya matahari tepat arah kiblat, dengan membawa 1.000 ekor kuda, memilih tentara terbaiknya sebanyak 6.000 orang yang cendikiawan dan yang ahli mencambuk. Di antara mereka adalah Nabi Khidir AS, yang saat itu beliau menjabat sebagai Perdana Menteri.
Setelah
semuanya siap maka berangkatlah rombongan itu. Setelah menempuh perjalanan 12
tahun, sampailah rombongan itu ditepi bumi yang gelap, ternyata gelapnya itu
memancar seperti asap, bukan seperti gelapnya waktu malam. Melihat situasi itu
seorang cendikiawan berkata: "Wahai raja, sesungguhnya raja-raja terdahulu
tidak ada yang berani masuk ke tempat ini karena tempat ini gelap dan
berbahaya". Namun Dzulkarnain menjawab: "Tidak ada kata tidak, kita
harus memasukinya, yang mau ikut dengan ku ikutlah, yang tidak mau ikut
tunggulah disini selama 12 tahun, jika selama itu aku kembali berarti aku
berhasil, tetapi jika selama itu aku tidak kembali maka kalian pulanglah”.
Kemudian
Dzulkarnain bertanya kepada Rofa'il: "Kalau kita berada di tempat gelap
itu apakah kita bisa melihat kawan-kawan kita?". Rofa’il menjawab:
"Tidak, tetapi aku akan memberimu sebuah merjan atau mutiara, jika merjan
itu kau lempar keatas, maka mutiara akan bersuara keras dengan begitu kalian
akan saling mengetahui posisi masing-masing."
Kemudian Dzulkarnain masuk ke tempat yang gelap itu bersama sekelompok pasukannya selama 18 hari tidak pernah melihat matahari dan bulan, tidak pernah melihat malam dan siang, tidak pernah melihat burung dan binatang liar, sedangkan Dzulkarnain berjalan didampingi oleh Nabi Khidir AS. Di saat mereka berjalan, maka Allah SWT memberi wahyu kepada Nabi Khidir AS: "Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat ini Aku khususkan untukmu". Maka Khidir pun berjalan menuju arah kanan jurang, maka didapatilah sebuah Ainul Hayat yang dicarinya itu. Lalu Khidlir turun dari kudanya dan ia langsung melepas pakaiannya dan turun ke "Ainul Hayat" (sumber air kehidupan) untuk mandi dan minum dari sumber air kehidupan itu. Khidir merasakan air itu lebih manis dari pada madu. Sedangkan Dzulkarnain tidak tahu tidak tahu kejadian yang telah dialami oleh Khidir.
Kemudian Dzulkarnain masuk ke tempat yang gelap itu bersama sekelompok pasukannya selama 18 hari tidak pernah melihat matahari dan bulan, tidak pernah melihat malam dan siang, tidak pernah melihat burung dan binatang liar, sedangkan Dzulkarnain berjalan didampingi oleh Nabi Khidir AS. Di saat mereka berjalan, maka Allah SWT memberi wahyu kepada Nabi Khidir AS: "Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat ini Aku khususkan untukmu". Maka Khidir pun berjalan menuju arah kanan jurang, maka didapatilah sebuah Ainul Hayat yang dicarinya itu. Lalu Khidlir turun dari kudanya dan ia langsung melepas pakaiannya dan turun ke "Ainul Hayat" (sumber air kehidupan) untuk mandi dan minum dari sumber air kehidupan itu. Khidir merasakan air itu lebih manis dari pada madu. Sedangkan Dzulkarnain tidak tahu tidak tahu kejadian yang telah dialami oleh Khidir.
Selama
40 hari perjalanan pencarian Ainul Hayat tidak membuahkan hasil, maka
Dzulkarnain memutuskan untuk pulang. Saat perjalanan pulang tiba-tiba tampak
terlihat sinar seperti kilat pada bumi yang berpasir merah dan terdengar suara
gemercik di bawah telapak kuda, menyaksikan hal ini Dzulkarnain pun bertanya
kepada Rofa'il. Rofail menjawab: "Suara gemercik ini adalah suara benda
apabila seseorang mengambilnya pasti ia akan menyesal dan yang tidak
mengambilnya pun pasti akan menyesal".
Maka
diantara rombongan itu ada yang tidak mengambil dan ada juga yang mengambilnya
walau sedikit. Setelah mereka semua keluar dari tempat yang gelap itu ternyata
benda yang mereka bawa itu adalah batu yakut merah dan batu jambrut hijau, maka
benar saja semua pasukan sangat menyesalah. Yang mengambilnya menyesal karena
sedikit yang ia ambil, dan yang tidak mengambilnya pun lebih menyesal lagi
karena tidak ada sedikitpun yang ia bawa pulang. Diriwayatkan oleh Ats-tsa'Labi
dari: Iman Ali Rodliayllohu ' anhu.
NABI
IDRIS AS
Suatu
hari nabi Idris AS berjalan dengan sehabat yang baru dijumpainya selama 4 hari,
selama perjalanan itu Idris menemukan keanehan pada sehabatnya ini, lalu nabi
Idris pun bertanya: "Hai Tuan, siapakah sebenarnya kamu ini?". Orang
itu menjawab: "Aku adalah IZRAIL, malaikat pencabut nyawa". Nabi
Idris bertanya: "Apakah engkau datang untuk mencabut nyawaku atau sekedar
berkunjung?". Izrail menjawab: "Aku datang hanya untuk
berkunjung". Nabi Idris berkata: "kalau begitu saya punya satu
permohonan". Izrail bertanya: "Apa yang kau inginkan hai Idris?".
Nabi
Idris berkata: "Aku ingin supaya kau cabut nyawaku, setelah itu mohonlah
kepada Allah untuk menghidupkan ku kembali, supaya aku bisa beribadah kepada
Allah sesudah merasakan sakitnya kematian". Izrail menjawab: "Sungguh
saya tidak bisa mencabut nyawa seseorang tanpa seijin Allah". Lalu Allah
SWT berfirman kepada Izrail: "Cabutlah nyawa Idris!". Lalu Izrail pun
mencabut nyawa Idris, lalu Izrail menangis sambil merendahkan diri memohon
kepada Allah SWT agar menghidupkan kembali nabi Idris. Kemudian Allah SWT
menghidupkan kembali Nabi Idris. Setelah hidup Izrail bertanya: "Hai Nabi
Idris bagaimana rasanya mati itu?". Idris menjawab: "Sungguh rasanya
mati itu sakitnya luar biasa melebihi 100 x lipat binatang yang dikuliti dalam
keadaan masih hidup". Izrail berkata:"Hai Nabi Idris, padahal aku
mencabut nyawamu itu dengan sangat hati-hati sekali belum pernah aku lakukan
kepada siapapun".
Lalu
Idris berkata: "Aku mempunyai keinginan kedua yaitu ingin melihat neraka
jahannam, agar saat melihat itu saya lebih banyak beribadah kepada Allah".
Izrail menjawab: "Sungguh saya tidak bisa masuk neraka jahannam tanpa ada
izin dari Allah". Lalu Allah SWT berfirman: "Pergilah kamu bersama
Nabi Idris ke neraka jahannam". Kemudian Izrail bersama nabi Idris pergi
ke neraka jahannam, nabi Idris pun melihat segala yang dipersiapkan untuk
menyiksa di neraka jahannam, lalu keduanya kembali dari neraka jahannam tidak
sanggup melihat kengerian itu.
Nabi
Idris berkata lagi: "Aku mempunyai keinginan ketiga yaitu maukah engkau
mengajakku pergi ke surga supaya aku menjadi hamba yang lebih taat dalam
beragama". Izrail berkata: "Saya tidak bisa masuk surga tanpa ada
izin dari Allah". Lalu Allah SWT berfirman: "Hai Izrail pergilah kamu
bersama Idris ke surga". Lalu keduanya pergi ke surga dan berhanti di
depan pintu surga, maka Idris pun dapat melihat segala kenikmatan yang ada
dalam surga, melihat anugerah yang banyak, melihat pepohonan dan buah-buahan
yang beraneka macam. Idris berkata: "Wahai Izrail, aku telah merasakan mati,
aku pun telah melihat segala macam siksaan di neraka, mohonlah kepada Allah,
agar aku diizinkan masuk ke surga, supaya aku dapat minum air surga dan sakit
ku menjadi hilang serta terhindar dari neraka jahannam". Lalu Allah
berfirman: "Masuklah Izrail ke surga bersama Idris". Kemudian
keduanya masuk surga dan nabi Idris meletakan sandalnya di bawah salah satu
pohon di surga. Setelah keluar dari surga Idris berkata kepada Izrail:
"Sandal ku tertinggal di surga, maka kembalikan aku ke surga". Setelah
Idris tiba di surga, Idris tidak mau di ajak keluar lagi, ia ingin tetap
tinggal dalam surga, hingga Izrail berteriak: "Hai Idris keluarlah".
Tetap Idris tidak mau keluar, ia malah berkata: "Karena Allah telah
berfirman:
“Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati…"(QS. Ali Imran: 185), sedang saya telah
merasakan mati.
Dan
Allah Berfirman: “Dan tidak seorangpun darimu, melainkan mendatangi neraka
itu…." (QS. Maryam: 71), sungguh aku telah memasuki neraka jahannam itu.
Dan
Allah juga berfirman: “…….. dan sekali-kali mereka tidak akan di keluarkan dari
padanya (syurga)". (QS. Al Hijr: 48)".
Izrail
berkata: "Lantas siapa yang akan mengeluarkan mu?". Lalu Allah SWT
berfirman: "Tinggalkanlah Idris di surga, sesungguhnya Aku telah
menetapkannya bahwa ia termasuk ahli surga", kemudian Izrail meninggalkan
nabi Idris di surga dan tetaplah Idris di surga untuk selama-lamanya.
NABI
ILYAS AS
Suatu
hari ketika sedang beristirahat datanglah Izrail kepada nabi Ilyas AS, Izrail
itu datang untuk menjemput ruhnya. Mendengar berita itu, Nabi Ilyas AS menjadi
sedih dan menangis. Izrail bertanya: " Mengapa engkau menangis? Apakah
engkau bersedih karena akan meninggalkan dunia dan takut menghadapi maut ?.
Jawab Ilyas: "Tidak. Tiada sesuatu yang aku sesali kecuali karena aku
menyesal tidak boleh lagi berzikir kepada Allah, sementara yang masih hidup
boleh terus berzikir memuji Allah".
Saat
itu Allah SWT menurunkan wahyu kepada Malaikat agar menunda pencabutan nyawa
Ilyas dan memberi kesempatan kepadanya berzikir sesuai dengan permintaannya.
Nabi Ilyas AS ingin terus hidup semata-mata karena ingin berzikir kepada Allah
SWT. Maka berzikirlah Nabi Ilyas AS sepanjang hidupnya. Firman Allah taala:
" Biarlah dia hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berzikir
kepada-Ku sampai akhir nanti.
Dan
sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul.
Itulah
kisah dalam Al Qur'an dan Al Haidts tentang kisah empat orang nabi yang sampai
saat ini masih Hidup.
Semoga
Bermanfaat.
No comments:
Post a Comment