Monday, 17 August 2020

Kisah Nabi Yang Masih Hidup

KISAH NABI YANG MASIH HIDUP

Dalam beberapa sumber dikatakan bahwa sampai saat ini ada 4 (empat) nabi yang masih hidup, diantaranya adalah :

NABI ISA AS

Nabi Isa AS tidaklah dibunuh maupun disalib oleh orang-orang Kafir. Adapun yang mereka salib adalah Yudas Iskariot. Nabi Isa AS diselamatkan oleh Allah SWT dengan jalan diangkat ke langit dan ditempatkan disuatu tempat yang hanya Allah SWT yang tahu.

Firman Allah SWT dalam Al Qur'an surat An Nisaa' :157-158.
"dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya[379]. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

NABI KHIDIR AS

Pada tahun 322 M, Ada seorang raja bernama Iskandar Dzulkarnain, suartu hari berjalan di atas bumi menuju ke tepi bumi, Allah SWT mewakilkan seorang malaikat yang bernama Rofa'il untuk mendampinginya. Di tengah perjalanan mereka berbincang-bincang, Raja Dzulkarnain berkata kepada Rofa'il: "Wahai Rofa'il ceritakan kepadaku tentang ibadah para malaikat di langit". Rofa'il menjawab: "Ibadah para mailaikat di langit ada yang berdiri tidak mengangkat kepalanya selama-lamanya, ada pula yang ruku tidak mengangkat kepala selama-lamanya".

Dzulkarnain berkata: "Alangkah senangnya seandainya aku hidup bertahun-tahun dalam beribadah kepada Allah". Lalu Rofa'il berkata: "Sesungguhnya Allah telah menciptakan sumber air bumi, namanya 'Ainul Hayat' yang berarti sumber air kehidupan. Siapa yang meminumnya seteguk, maka tidak akan mati sampai hari kiamat atau sehingga ia mohon kepada Allah agar supaya dimatikan”

Kemudianya Dzulkarnain bertanya: "Apakah kau tahu tempat Ainun Hayat itu?"
Rofa'il menjawab: "Ainun Hayat itu berada di bumi yang gelap". Setelah mendengar itu, kemudian Dzulkarnain segera mempersiapkan keberangkatan ke tempat tersebut, menelusuri arah terbitnya matahari tepat arah kiblat, dengan membawa 1.000 ekor kuda, memilih tentara terbaiknya sebanyak 6.000 orang yang cendikiawan dan yang ahli mencambuk. Di antara mereka adalah Nabi Khidir AS, yang saat itu beliau menjabat sebagai Perdana Menteri.

Setelah semuanya siap maka berangkatlah rombongan itu. Setelah menempuh perjalanan 12 tahun, sampailah rombongan itu ditepi bumi yang gelap, ternyata gelapnya itu memancar seperti asap, bukan seperti gelapnya waktu malam. Melihat situasi itu seorang cendikiawan berkata: "Wahai raja, sesungguhnya raja-raja terdahulu tidak ada yang berani masuk ke tempat ini karena tempat ini gelap dan berbahaya". Namun Dzulkarnain menjawab: "Tidak ada kata tidak, kita harus memasukinya, yang mau ikut dengan ku ikutlah, yang tidak mau ikut tunggulah disini selama 12 tahun, jika selama itu aku kembali berarti aku berhasil, tetapi jika selama itu aku tidak kembali maka kalian pulanglah”.

Kemudian Dzulkarnain bertanya kepada Rofa'il: "Kalau kita berada di tempat gelap itu apakah kita bisa melihat kawan-kawan kita?". Rofa’il menjawab: "Tidak, tetapi aku akan memberimu sebuah merjan atau mutiara, jika merjan itu kau lempar keatas, maka mutiara akan bersuara keras dengan begitu kalian akan saling mengetahui posisi masing-masing." 

Kemudian Dzulkarnain masuk ke tempat yang gelap itu bersama sekelompok pasukannya selama 18 hari tidak pernah melihat matahari dan bulan, tidak pernah melihat malam dan siang, tidak pernah melihat burung dan binatang liar, sedangkan Dzulkarnain berjalan didampingi oleh Nabi Khidir AS. Di saat mereka berjalan, maka Allah SWT memberi wahyu kepada Nabi Khidir AS: "Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat ini Aku khususkan untukmu". Maka Khidir pun berjalan menuju arah kanan jurang, maka didapatilah sebuah Ainul Hayat yang dicarinya itu. Lalu Khidlir turun dari kudanya dan ia langsung melepas pakaiannya dan turun ke "Ainul Hayat" (sumber air kehidupan) untuk mandi dan minum dari sumber air kehidupan itu. Khidir merasakan air itu lebih manis dari pada madu. Sedangkan Dzulkarnain tidak tahu tidak tahu kejadian yang telah dialami oleh  Khidir.

Selama 40 hari perjalanan pencarian Ainul Hayat tidak membuahkan hasil, maka Dzulkarnain memutuskan untuk pulang. Saat perjalanan pulang tiba-tiba tampak terlihat sinar seperti kilat pada bumi yang berpasir merah dan terdengar suara gemercik di bawah telapak kuda, menyaksikan hal ini Dzulkarnain pun bertanya kepada Rofa'il. Rofail menjawab: "Suara gemercik ini adalah suara benda apabila seseorang mengambilnya pasti ia akan menyesal dan yang tidak mengambilnya pun pasti akan menyesal".

Maka diantara rombongan itu ada yang tidak mengambil dan ada juga yang mengambilnya walau sedikit. Setelah mereka semua keluar dari tempat yang gelap itu ternyata benda yang mereka bawa itu adalah batu yakut merah dan batu jambrut hijau, maka benar saja semua pasukan sangat menyesalah. Yang mengambilnya menyesal karena sedikit yang ia ambil, dan yang tidak mengambilnya pun lebih menyesal lagi karena tidak ada sedikitpun yang ia bawa pulang. Diriwayatkan oleh Ats-tsa'Labi dari: Iman Ali Rodliayllohu ' anhu.

NABI IDRIS AS

Suatu hari nabi Idris AS berjalan dengan sehabat yang baru dijumpainya selama 4 hari, selama perjalanan itu Idris menemukan keanehan pada sehabatnya ini, lalu nabi Idris pun bertanya: "Hai Tuan, siapakah sebenarnya kamu ini?". Orang itu menjawab: "Aku adalah IZRAIL, malaikat pencabut nyawa". Nabi Idris bertanya: "Apakah engkau datang untuk mencabut nyawaku atau sekedar berkunjung?". Izrail menjawab: "Aku datang hanya untuk berkunjung". Nabi Idris berkata: "kalau begitu saya punya satu permohonan". Izrail bertanya: "Apa yang kau inginkan hai Idris?".

Nabi Idris berkata: "Aku ingin supaya kau cabut nyawaku, setelah itu mohonlah kepada Allah untuk menghidupkan ku kembali, supaya aku bisa beribadah kepada Allah sesudah merasakan sakitnya kematian". Izrail menjawab: "Sungguh saya tidak bisa mencabut nyawa seseorang tanpa seijin Allah". Lalu Allah SWT berfirman kepada Izrail: "Cabutlah nyawa Idris!". Lalu Izrail pun mencabut nyawa Idris, lalu Izrail menangis sambil merendahkan diri memohon kepada Allah SWT agar menghidupkan kembali nabi Idris. Kemudian Allah SWT menghidupkan kembali Nabi Idris. Setelah hidup Izrail bertanya: "Hai Nabi Idris bagaimana rasanya mati itu?". Idris menjawab: "Sungguh rasanya mati itu sakitnya luar biasa melebihi 100 x lipat binatang yang dikuliti dalam keadaan masih hidup". Izrail berkata:"Hai Nabi Idris, padahal aku mencabut nyawamu itu dengan sangat hati-hati sekali belum pernah aku lakukan kepada siapapun".

Lalu Idris berkata: "Aku mempunyai keinginan kedua yaitu ingin melihat neraka jahannam, agar saat melihat itu saya lebih banyak beribadah kepada Allah". Izrail menjawab: "Sungguh saya tidak bisa masuk neraka jahannam tanpa ada izin dari Allah". Lalu Allah SWT berfirman: "Pergilah kamu bersama Nabi Idris ke neraka jahannam". Kemudian Izrail bersama nabi Idris pergi ke neraka jahannam, nabi Idris pun melihat segala yang dipersiapkan untuk menyiksa di neraka jahannam, lalu keduanya kembali dari neraka jahannam tidak sanggup melihat kengerian itu.

Nabi Idris berkata lagi: "Aku mempunyai keinginan ketiga yaitu maukah engkau mengajakku pergi ke surga supaya aku menjadi hamba yang lebih taat dalam beragama". Izrail berkata: "Saya tidak bisa masuk surga tanpa ada izin dari Allah". Lalu Allah SWT berfirman: "Hai Izrail pergilah kamu bersama Idris ke surga". Lalu keduanya pergi ke surga dan berhanti di depan pintu surga, maka Idris pun dapat melihat segala kenikmatan yang ada dalam surga, melihat anugerah yang banyak, melihat pepohonan dan buah-buahan yang beraneka macam. Idris berkata: "Wahai Izrail, aku telah merasakan mati, aku pun telah melihat segala macam siksaan di neraka, mohonlah kepada Allah, agar aku diizinkan masuk ke surga, supaya aku dapat minum air surga dan sakit ku menjadi hilang serta terhindar dari neraka jahannam". Lalu Allah berfirman: "Masuklah Izrail ke surga bersama Idris". Kemudian keduanya masuk surga dan nabi Idris meletakan sandalnya di bawah salah satu pohon di surga. Setelah keluar dari surga Idris berkata kepada Izrail: "Sandal ku tertinggal di surga, maka kembalikan aku ke surga". Setelah Idris tiba di surga, Idris tidak mau di ajak keluar lagi, ia ingin tetap tinggal dalam surga, hingga Izrail berteriak: "Hai Idris keluarlah". Tetap Idris tidak mau keluar, ia malah berkata: "Karena Allah telah berfirman:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati…"(QS. Ali Imran: 185), sedang saya telah merasakan mati.

Dan Allah Berfirman: “Dan tidak seorangpun darimu, melainkan mendatangi neraka itu…." (QS. Maryam: 71), sungguh aku telah memasuki neraka jahannam itu.

Dan Allah juga berfirman: “…….. dan sekali-kali mereka tidak akan di keluarkan dari padanya (syurga)". (QS. Al Hijr: 48)".

Izrail berkata: "Lantas siapa yang akan mengeluarkan mu?". Lalu Allah SWT berfirman: "Tinggalkanlah Idris di surga, sesungguhnya Aku telah menetapkannya bahwa ia termasuk ahli surga", kemudian Izrail meninggalkan nabi Idris di surga dan tetaplah Idris di surga untuk selama-lamanya.

NABI ILYAS AS

Suatu hari ketika sedang beristirahat datanglah Izrail kepada nabi Ilyas AS, Izrail itu datang untuk menjemput ruhnya. Mendengar berita itu, Nabi Ilyas AS menjadi sedih dan menangis. Izrail bertanya: " Mengapa engkau menangis? Apakah engkau bersedih karena akan meninggalkan dunia dan takut menghadapi maut ?. Jawab Ilyas: "Tidak. Tiada sesuatu yang aku sesali kecuali karena aku menyesal tidak boleh lagi berzikir kepada Allah, sementara yang masih hidup boleh terus berzikir memuji Allah".

Saat itu Allah SWT menurunkan wahyu kepada Malaikat agar menunda pencabutan nyawa Ilyas dan memberi kesempatan kepadanya berzikir sesuai dengan permintaannya. Nabi Ilyas AS ingin terus hidup semata-mata karena ingin berzikir kepada Allah SWT. Maka berzikirlah Nabi Ilyas AS sepanjang hidupnya. Firman Allah taala: " Biarlah dia hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berzikir kepada-Ku sampai akhir nanti.

Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul.

Itulah kisah dalam Al Qur'an dan Al Haidts tentang kisah empat orang nabi yang sampai saat ini masih Hidup.

Semoga Bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

Soal Tema 2 IPS Kelas 6

SOAL UH/PTS/UAS TEMA 2  KELAS 6 SEMESTER I  Kompetensi Dasar IPS I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang...