Kitab Manaqib
“Jawahirul Maani”
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA
Bab Pertama sampai Bab Kesembilan,
disertai Shalawat& Do’a Penutup
Karangan
KH. AHMAD JAUHARI UMAR
Kitab JAWAHIRUL MA’ANI adalah kitab manaqib
menceritakan riwayat hidup Syech Abdul Qodir Al Jailani,
mulai dari Kelahirannya, perjalanan beliau menuntut ilmu,
karomah-karomahnya sampai pada wafatnya.
Dikarang oleh KH. Ahmad Jauhari Umar.
Pimpinan Pondok Pesantren Darus Salam,
Pasuruan Jawa Timur.
BAB PERTAMA
Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Muhammad
Wahai Tuhan kami (Allah SWT) limpahkanlah
shalawat dan salam selalu selama-lamanya dan abadi.
kepada Kekasihmu, yang terbaik di antara semua makhluk
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi semesta alam, dan memberikan keutamaan kepada para ulama dengan hujjah agama, dan memuliakan para wali dengan menampakkan karomah ghaib sebab hal itu termasuk mukjizatnya para rosul serta memberikan kekhususan kepada umat yang dikehendaki berupa peningkatan derajat ma'rifat.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada pemimpin para rasul yaitu Sayidina
mursalin, Sayyidina Muhammad, para keluarganya, dan para sahabat yang menempuh jalan hidup yang lurus.
Maka setelah itu, Ini adalah ringkasan kisah wali qutub yang alim, sang penolong dan pembela, pemimpin para wali yang ma'rifat, pemimpin para ulama yang menempuh jalan ketaatan. Beliau adalah baginda yang mulia lagi terhormat yang nasabnya bersambung ke rosulullah dialah Syekh Abdul Qodir Jaelani radiallahu’anhu.
Semoga Allah dengan Dzat-Nya yang tinggi
membawanya ke derajat yang tinggi serta puncak makna dan keselamatan.
Saya memilih ini karena beliau memiliki rahasia-rahasia keistimewaan yang menyilaukan serta berdasarkan ucapan para ulama termasyhur sebagai rasa cinta untuk menyebarkan sejarah orang-orang yang penuh dengan kebaikan. Juga untuk mendapatkan nikmat dan rahmat yang sempurna serta turunnya keberkahan dari Yang Maha Kuasa, sebab dengan menyebut mereka akan terbuka pintu-pintu langit yang tinggi, rahmat dan banjirnya keberkahan akan diturunkan oleh Allah. Maka, saya menamakan
kitab ini dengan KITAB JAWAHIRUL MA'ANI yang berisikan ringkasan manaqib wali kutub yaitu Sayyidina Syekh Abdul Qodir Jaelani radiallahu’anhu.
Maka dikatakan. Beliau adalah pemimpin agung serta merupakan mahkotanya para wali yang diagungkan. Petunjuk bagi para sufi yang dimuliakan. Pemimpin Tsaqolaini (jin dan manusia) yang mampu mencapai ke hadirat Tuhan penguasa alam, pemilik derajat yang tinggi, rajanya kutub, dan cahayanya bersinar dan menerangi.
Altar yang membela, dan Penolong yang memberikan petunjuk.
Dia adalah Abu Muhammad Muhyiddin Abdul Qodir Al Jaelani radiallahu’anhu.
Hasan Husain Ash Shiddiq bin Abu Sholih Jankey Dausat bin Imam Abdullah bin Imam Yahya Az Zahid bin Imam Muhammad bin Imam Daud bin Imam Musa bin Imam Abdullah bin Imam Musa Al Juni bin Imam Abdillah
Al Mahdi bin Imam Hasan Al Mutsana bin Imam Amirul Mu'minin Sayyidina Hasan As Sibty bin Imam Al Humami Asadillah Al Ghalib Fahri bin Ghalib Amirul Mu'minin Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah.
Dan putra dari Fatimah Az Zahra binti Sayyidina Muhammad salallahu ‘alaihi wasalam.
Adapun ibunya Abdul Qodir Al Jaelani radiallahu’anhu adalah Syarifah Fatimah binti
Abdullah Az Zahid bin Muhammad bin Mahmud bin Dzahir bin Abdillah bin Kamaluddin Isa bin Muhammad Al Jawwad bin Imam Ali Ridha bin Imam Musa Al Kadzim bin Imam Ja'far As Shadiq bin Imam Muhammad Al Baqir bin Imam Zainal Abidin bin Sayyid Syuhada Sayyidina Al Husain bin Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karomallahu Wajhah,
Dan putra dari Fatimah Az Zahro
binti Sayyina Muhammad shalallahu’alaihi wasalam.
" Ya Allah, tebarkanlah wewangian surga kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, dan bentangkanlah kepada kami rahasia-rahasia yang telah Engkau titipkan kepadanya ".
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani dilahirkan di Jaelan, sebuah kota yang berada di sebelah Tibristan pada malam pertama bulan Ramadhan Tahun 470 Hijriyah.
Pada masa kecil, sudah tampak kebiasaan aneh pada diri beliau. Di antaranya adalah ketika masih bayi beliau menolak minum susu
BAB KEDUA
binti Sayyina Muhammad shalallahu’alaihi wasalam.
" Ya Allah, tebarkanlah wewangian surga kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, dan bentangkanlah kepada kami rahasia-rahasia yang telah Engkau titipkan kepadanya ".
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani dilahirkan di Jaelan, sebuah kota yang berada di sebelah Tibristan pada malam pertama bulan Ramadhan Tahun 470 Hijriyah.
Pada masa kecil, sudah tampak kebiasaan aneh pada diri beliau. Di antaranya adalah ketika masih bayi beliau menolak minum susu
di siang hari ramadhan berkat pertolongan Allah subhanahu wataala.
Di masa kanak-kanak, beliau tumbuh dalam kesungguhan untuk menuntut ilmu. Beliau belajar ilmu fiqih kepada Abul Wafa Ali bin Aqil, dan Abil Hathab Al Kalwadzani Mahfudz Ahmad Al Jalil dan Abil Husain Muhammad bin Al Qadhy Abi Ya'la.
Kemudian beliau belajar sastra pada Abu Zakaria bin Ali At Tibrizi. Lalu mempelajari ilmu Tariqat
kepada ahli ma'rifat yakni Syekh Abul Khair Hamad bin Muslim Ad Dabbas. Setelah itu belajar kepada Al Qadhy Abi Said Al Mubarak salah seorang pembesar kaum sufi.
Dan beliau pun berperilaku dengan akhlak yang mulia. Selalu mendapatkan naungan pertolongan dari Yang Maha Kuasa, di samping itu, beliau adalah orang yang sangat berpegang teguh kepada Kitab dan Sunnah. Di suatu hari pernah beliau mengatakan, bahwasanya suatu majlis ketuhanan hanya akan menjadi sah apabila di dalamnya terdapat orang-orang yang benar-benar bersih dari kotoran dosa.
Dan Seyogyanya
bagi seorang hamba yang fakir untuk tidak berharap kepada perhatian manusia. Akan tetapi harus benar-benar murni mengharapkan ridha Allah sehingga Allah akan menganugerahinya dengan ilmunya para ulama dan kehebatan para penguasa serta kebijakan para ahli hikmah. Wahai manusia! Janganlah mencintai atau membenci seseorang kecuali berdasarkan pada Kitab dan Sunnah, supaya kamu tidak mencintai atau membencinya hanya berdasarkan pada hawa nafsu belaka.
“Ya Allah, tebarkanlah wewangian surga kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, dan bentangkanlah kepada kami rahasia-rahasia yang telah Engkau titipkan kepadanya".
BAB KETIGA
bagi seorang hamba yang fakir untuk tidak berharap kepada perhatian manusia. Akan tetapi harus benar-benar murni mengharapkan ridha Allah sehingga Allah akan menganugerahinya dengan ilmunya para ulama dan kehebatan para penguasa serta kebijakan para ahli hikmah. Wahai manusia! Janganlah mencintai atau membenci seseorang kecuali berdasarkan pada Kitab dan Sunnah, supaya kamu tidak mencintai atau membencinya hanya berdasarkan pada hawa nafsu belaka.
“Ya Allah, tebarkanlah wewangian surga kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, dan bentangkanlah kepada kami rahasia-rahasia yang telah Engkau titipkan kepadanya".
Dan berkata Syekh Abdul Qodir Al Jaelani: “Ketika Nabi Muhammad SAW dinaikkan pada malam Isra Mi'raj, Allah menyambut ruh para nabi dan wali dari maqam mereka untuk ziarah kepada Nabi Muhammad. Maka ketika Nabi Muhammad mendekati Arsy yang mulia, beliau melihat ada sesuatu Yang Agung lagi Tinggi untuk mencapainya membutuhkan tangga dan pijakan. Maka, Allah pun mengutus ruhku kepadanya supaya aku meletakkan pundakku untuk menjadi tempat pijakannya”.
Di saat Nabi Muhammad SAW meletakkan kedua kakinya di atas pundakku, beliau bertanya kepada Allah tentangku. Maka Allah pun memberikan penjelasan " Dia adalah
anakmu dari keturunan Hasan bin Ali, namanya Abdul Qodir. "
Nabi Muhammad pun membalas dengan mengatakan: " Seandainya aku bukan penutup para nabi niscaya engkaulah yang meneruskan risalah kenabian ini." Maka beliau pun bersyukur kepada Allah SWT. Lalu lanjutnya: " Wahai anakku! Sungguh beruntung engkau dapat melihatku dan engkau mendapatkan nikmatku. Maka beruntunglah pula bagi orang yang melihatmu, atau orang yang melihat orang yang melihatmu, atau orang yang melihat orang yang melihat orang yang melihatmu hingga 27 tingkatan.
Aku menjadikanmu sebagai menteriku di dunia dan akhirat. Aku letakkan
kedua kakiku ini di atas pundakmu, serta kedua kakimu di atas pundak semua wali tanpa adanya kesombongan dan kebanggaan. Seandainya ada nabi setelahku, niscaya engkaulah yang berhak menerimanya namun tidak ada kenabian setelahku.
“Ya Allah, tebarkanlah wewangian surga kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, dan bentangkanlah kepada kami rahasia-rahasia yang telah Engkau titipkan kepadanya".
Dan Pada diri Syekh Abdul Qodir Al Jaelani tampak karomah yang sangat banyak. Di masa hidupnya banyak orang yang meminta tolong kepadanya bahkan setelah beliau wafat karena beliau mewarisi karamoh kakeknya yaitu Nabi Muhammad SAW.
BAB KEEMPAT
kedua kakiku ini di atas pundakmu, serta kedua kakimu di atas pundak semua wali tanpa adanya kesombongan dan kebanggaan. Seandainya ada nabi setelahku, niscaya engkaulah yang berhak menerimanya namun tidak ada kenabian setelahku.
“Ya Allah, tebarkanlah wewangian surga kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, dan bentangkanlah kepada kami rahasia-rahasia yang telah Engkau titipkan kepadanya".
Dan Pada diri Syekh Abdul Qodir Al Jaelani tampak karomah yang sangat banyak. Di masa hidupnya banyak orang yang meminta tolong kepadanya bahkan setelah beliau wafat karena beliau mewarisi karamoh kakeknya yaitu Nabi Muhammad SAW.
Pada suatu hari beliau lewat di suatu perkampungan dan melihat telah terjadi perdebatan antara seorang muslim dengan seorang nasrani. Maka beliau pun bertanya tentang penyebab terjadinya perdebatan tersebut.
Orang muslim menjawab: "Menurut keyakinan orang nasrani ini, Nabi Isa AS lebih utama dibandingkan dengan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan menurutku Nabi Muhammad SAW yang lebih utama".
Lalu Syekh Abdul Qodir Al Jaelani bertanya kepada si nasrani: "Atas dasar apa kamu meyakini bahwa Nabi Isa AS lebih utama dibandingkan
dengan Nabi Muhammad SAW?” Maka si Nasrani pun menjawab: " Sesungguhnya Nabi Isa AS dapat menghidupkan orang-orang yang sudah mati".
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani lalu berkata: "Sesungguhnya aku bukanlah seorang nabi, tapi aku adalah pengikut Nabi Muhammad SAW. Jika aku bisa menghidupkan orang yang telah mati, apakah kamu akan beriman kepada Nabi Muhammad SAW?”. Maka orang Nasrani tadi menjawab: "Baiklah".
Kemudian Syekh Abdul Qodir Al Jaelani berkata: "Tunjukkan padaku sebuah kuburan yang sudah hancur untuk aku perlihatkan padamu keutamaan Nabi Muhammad SAW”. Maka orang Nasrani tersebut memperlihatkan sebuah kuburan yang sudah kuno.
Dan berkatalah Syekh Abdul Qodir Al Jaelani: "Dengan ucapan apa Nabi Isa AS ketika menghidupkan orang mati dari kuburnya?". Orang Nasrani pun menjawab: "Adalah Nabi Isa mengatakan QUM BIIDZNILLAH (Bangunlah dengan izin Allah!)”.
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani berkata: "Sesungguhnya penghuni kubur ini dulunya saat di dunia ia adalah seorang penyair. Jika kamu ingin agar aku menghidupkannya dengan melantunkan nyanyian maka aku akan memenuhi permintaanmu?". Si Nasrani menjawab: "YA".
Kemudian Syekh Abdul Qodir Al Jaelani pun menghadap ke arah kuburan dan berkata: “QUM BIIDZNI Bangunlah!". Maka kuburan tersebut pun terbelah dan bangunlah seorang mayat menjadi hidup kembali
sambil bernyanyi. Tatkala orang Nasrani melihat karamah ini serta mengakui keutamaan Nabi Muhammad SAW, dia pun masuk islam berkat sang penolong yang mudah-mudahan Allah memberkahinya dan memberkahi kita semua serta membentangkan rahasia-rahasianya kepada kita di dunia dan akhirat.
"Ya Allah, tebarkanlah wewangian surga kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, dan bentangkanlah kepada kami rahasia-rahasia yang telah Engkau titipkan kepadanya".
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani radiallahu’anhu mengenakan pakaian ulama,
sambil bernyanyi. Tatkala orang Nasrani melihat karamah ini serta mengakui keutamaan Nabi Muhammad SAW, dia pun masuk islam berkat sang penolong yang mudah-mudahan Allah memberkahinya dan memberkahi kita semua serta membentangkan rahasia-rahasianya kepada kita di dunia dan akhirat.
"Ya Allah, tebarkanlah wewangian surga kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, dan bentangkanlah kepada kami rahasia-rahasia yang telah Engkau titipkan kepadanya".
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani radiallahu’anhu mengenakan pakaian ulama,
berjubah besar serta mengendarai keledai dan terbentang pula kerudung di antara kedua tangannya. Beliau sering berbicara di atas kursi yang tinggi dan ketika berbicara beliau melakukannya dengan suara yang cepat dan lantang. Apabila ada seseorang yang berhati keras melihatnya maka seseorang tersebut akan berubah menjadi lembut. Dan apabila ada seseorang yang melihatnya, maka seakan-akan ia telah melihat manusia seluruhnya.
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA apabila melewati sebuah kerumunan manusia pada hari Jum'at, maka sekumpulan manusia tersebut akan sama berhenti di atas kaki-kaki mereka sembari berdoa kepada kepada Allah meminta agar dikabulkan seluruh hajat mereka dikarenakan reputasi dan nama baik beliau di hadapan masyarakat.
Pada suatu hari beliau pernah didatangi oleh sekelompok orang yang menentangnya dengan membawakan dua buah keranjang yang tertutup rapat. Mereka meminta kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA untuk menyebutkan apa isi dari kedua keranjang tersebut. Maka turunlah beliau dari kursinya dan meletakkan tangan di atas salah satu keranjang tersebut. Kemudian beliau menjawab dengan mengatakan bahwa isi dari keranjang itu adalah seorang anak laki-laki yang lumpuh.
Beliau pun menyuruh putranya, Abdur Rozaq untuk membukanya. Maka dibukalah keranjang tersebut dan benarlah bahwa isi di dalamnya adalah seorang anak yang lumpuh maka Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA pun memegang tangan anak tersebut dan berkata, " Berdirilah!" maka anak itupun berdiri dan mampu bergerak. Sementara di kotak yang lain beliau juga meletakkan tangannya dan mengatakan bahwa isi di dalam keranjang tersebut adalah seorang anak yang normal yang tidak memiliki cacat apapun. Dan ketika keranjang dibuka,
maka benarlah bahwa isinya adalah seorang anak yang langsung hendak berdiri dan berlari. Maka Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA pun memegangnya dan memintanya untuk duduk. Maka duduklah anak tersebut. Akhirnya, dengan kejadian ini para kelompok yang akan menentang Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA tersebutpun sama bertobat kepada Allah.
“Ya Allah, tebarkanlah wewangian surga kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, dan bentangkanlah kepada kami rahasia-rahasia yang telah Engkau titipkan kepadanya".
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA adalah orang yang tidak mau menghormati seseorang disebabkan karena kekayaannya atau karena orang tersebut merupakan pemimpin. Beliau seringkali berjalan keluar
BAB KEENAM
maka benarlah bahwa isinya adalah seorang anak yang langsung hendak berdiri dan berlari. Maka Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA pun memegangnya dan memintanya untuk duduk. Maka duduklah anak tersebut. Akhirnya, dengan kejadian ini para kelompok yang akan menentang Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA tersebutpun sama bertobat kepada Allah.
“Ya Allah, tebarkanlah wewangian surga kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, dan bentangkanlah kepada kami rahasia-rahasia yang telah Engkau titipkan kepadanya".
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA adalah orang yang tidak mau menghormati seseorang disebabkan karena kekayaannya atau karena orang tersebut merupakan pemimpin. Beliau seringkali berjalan keluar
untuk menyaksikan bagaimana kehidupan yang terjadi di masyarakat.
Diceritakan, datanglah seorang wanita kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA dengan membawa anaknya, kemudian wanita tersebut berkata, " Anakku ini sangat ingin belajar ilmu kepadamu wahai Syekh." Maka, Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA menerimanya dan memintanya supaya mau bermujahadah dan mengamalkan ibadahnya ulama-ulama salaf.
Pada suatu hari wanita tersebut datang dan mengetahui kondisi anaknya yang sedikit lemas dan pucat dikarenakan rasa lapar yang menimpanya dan seringnya begadang malam sedangkan ia hanya makan roti jerawut.
Maka ketika ia berjumpa dengan Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA dan mendapati sedang menghadapi wadah hidangan yang berisi sisa-sisa tulang daging ayam yang dimakan.
Berkatalah wanita tersebut, " Ya Syaikh! Engkau memakan daging ayam sedangkan anakku hanya memakan roti jerawut." Kemudian Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA meletakkan tangannya di atas tulang-tulang ayam tersebut sambil mengucapkan “QUMI BIIDZNILLAHI TAALA ALADZI YUHIL ‘IDHOMU WAHIYA ROMIM” (Bangkitlah dengan izin Allah yang menghidupkan tulang belulang yang telah remuk!)
Maka tulang-tulang itupun bangkit menjadi seekor ayam yang utuh kembali sambil mengatakan,"LA ILAHA ILALLOH, MUHAMMADUR ROSULULLOH” (Tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah dan Syekh Abdul Qodir adalah wali Allah)
Maka, Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA pun berkata kepada wanita tersebut, "Jika anakmu sudah bisa melakukan seperti ini, maka dia bisa makan apapun yang dia inginkan."
Suatu ketika di hari yang penuh angin, ada seekor burung elang yang terbang di atas majlisnya sambil mengeluarkan suara yang keras sehingga menganggu orang-orang yang hadir di dalam majlis beliau. Maka berkatalah Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA, " Wahai angin! ambillah kepala burung ini!" Seketika itu burung tersebut pun jatuh dengan kondisi kepalanya sudah terpotong.
Lalu turunlah Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA untuk mengambilnya kemudian menyambungkan potongan tubuh dan kepala burung tersebut sambil
mengucapkan “BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM” maka burung tersebut pun hidup kembali dan terbang bersama burung lainnya atas izin Allah ta'ala dan orang-orang pun sama menyaksikan kejadian tersebut.
"Ya Allah, tebarkanlah wewangian surga kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, dan bentangkanlah kepada kami rahasia-rahasia yang telah Engkau titipkan kepadanya".
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA memiliki badan yang kurus, perawakan yang ramping, dada yang lebar, dan jenggot yang lebat serta panjang yang berwarna cokelat.
BAB KETUJUH
mengucapkan “BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM” maka burung tersebut pun hidup kembali dan terbang bersama burung lainnya atas izin Allah ta'ala dan orang-orang pun sama menyaksikan kejadian tersebut.
"Ya Allah, tebarkanlah wewangian surga kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, dan bentangkanlah kepada kami rahasia-rahasia yang telah Engkau titipkan kepadanya".
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA memiliki badan yang kurus, perawakan yang ramping, dada yang lebar, dan jenggot yang lebat serta panjang yang berwarna cokelat.
Beliau memiliki alis yang bersambung dan beliau selalu memenuhi setiap undangan yang diberikankepadanya serta memiliki suara yang indah.
Tarekat beliau adalah penyatuan jiwa dan hati, meleburnya keikhlasan dan penyerahan diri, serta berhukum kepada kitab Alqur'an dan Sunnah Rosulullah SAW di setiap saat, baik di situasi yang akan datang maupun di saat yang sedang terjadi kemudian kesemuanya itu disertai dengan tetapnya kemantapan hati kepada Allah Azza wa Jalla.
Adalah Abu Gholib memilik seorang anak yang mengidap penyakit kusta hemiplegia.
Maka iapun membawanya kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA. Maka, Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA pun berkata, " Berdirilah dengan izin Allah ta'ala!" maka tiba-tiba sang anakpun mampu berdiri dan melihat. Tidak ada lagi cacat pada dirinya. Dan hal tersebutpun membuat orang-orang sama keheranan.
Seorang wanita baik-baik pada suatu hari bermaksud pergi ke gua di sebuah bukit untuk melaksanakan hajatnya. Ternyata ada seseorang fasiq yang mengikutinya dari belakang untuk melakukan niat jahatnya. Dan sampailah ia di tempat wanita tersebut sehingga tidak ada tempat perlindungan bagi si wanita. Maka iapun berteriak wahai Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA! Tolonglah aku! Tolonglah aku! Tolonglah aku!
Tiba-tiba Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA turun dengan memegang kepala
orang fasiq tersebut sebelum dirinya melaksanakan niat jahatnya, dan Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA pun memukulnya dengan kedua sandalnya yang terbuat dari kayu sehingga matilah orang tersebut.
Sungguh aku telah melihat bagaimana Syekh Abdul Qodir Al Jaelani RA mampu bertindak di dalam kuburnya sebagaimana ia bertindak ketika beliau masih hidup. Semoga Allah meridhoinya dan meridhoi kita semua dengan keridhoan yang agung dan menolong kita dengan pertolongannya yang luas.
“Ya Allah, tebarkanlah wewangian surga kepada Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, dan bentangkanlah kepada kami rahasia-rahasia yang telah Engkau titipkan kepadanya".
BAB KEDELAPAN
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani adalah seorang yang mudah menangis dan sangat takut kepada Tuhannya. Beliau merupakan seorang pemalu yang doanya selalu dikabulkan oleh Allah SWT. Beliau memiliki akhlak yang mulia serta mempunyai aroma tubuh yang harum. Beliau adalah seorang yang selalu menjauhi perbuatan tercela dan menjadi orang yang selalu berbuat kebaikan.
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani sangat menyesal apabila tanpa sengaja telah melanggar hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT. Beliau tidak marah kepada dirinya sendiri dan tidak pula pernah meminta pertolongan kepada selain Allah SWT. Beliau tidak pernah menolak peminta-minta yang datang meskipun harus memberikan salah satu bajunya.
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani menjadikan Tawakal kepada Allah sebagai pakaiannya. Beliau menolak untuk mencari pengakuan dari manusia.
Pengetahuan merupakan pendidikannya. Bertaqorrub kepada Allah adalah kesehariannya. Sehingga mampu hadir di sisi Allah adalah kelebihannya.
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani memiliki ketaatan yang besar hingga mencapai tingkat ma'rifat. Seluruh kehidupannya hanya ditujukan kepada Allah SWT. Kebenaran selalu menjadi pendapatnya. Serta mimpi-mimpinya selalu terkabulkan.
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani selalu menjadikan dzikir sebagai penolongnya. Penglihatan yang terbuka sudah menjadi kesehariannya. Amalan-amalan syariat selalu dikerjakan secara nampak sedangkan beliau juga melakukan amalan hakikat secara rahasia .
Syekh Abdul Qodir Al Jaelani pernah mengatakan: Barang siapa dari seorang muslim yang lewat di depan sekolahku, maka Allah akan meringankan adzab baginya pada hari kiamat.
Sementara orang-orang yang mencintainya, maka mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mereka akan meninggal dunia dalam keadaan taubat nasuha. Serta mereka tidak akan meninggalkan dunia kecuali dalam keadaan membawa keimanan dan keislaman yang kokoh. Dan akan hidup dengan mendapatkan kenikmatan yang sempurna.
BAB KESEMBILAN
Video Bab 1:
Bab selanjutnya lihat didiskripsi vieo, atau
Lihat semua videonya di playlist dibawah:
https://www.youtube.com/playlist?list=PLuV7AlRAYjGXraGsAiiY0lTfhKhp-pJDY
No comments:
Post a Comment